Pendidikan

Kupas Tuntas Jurusan Medieninformatik bersama Rizki Pramadhan

Kupas Tuntas Jurusan Medieninformatik bersama Rizki Pramadhan

Bachelor Medieninformatik 

 

1. Apa yang mendorong Anda memilih jurusan Medieninformatik di Jerman?

Jerman merupakan negara yang terkenal akan teknik dan ilmu pengetahuan, ini juga mencakup bidang IT. Selain itu, di Jerman tersedia berbagai macam jurusan dengan kurikulum yang terfokus dengan pengaplikasian ilmu dan penjurusan yang spesifik. Seperti namanya – Medieninformatik – yang menunjukkan bahwa saya juga akan mempelajari hal yang berhubungan dengan media.

2. Bagaimana Anda menilai kurikulum Medieninformatik di Jerman?

Karena tidak ada jurusan yang sesuai di Indonesia, saya tidak bisa memberikan perbandingan. Namun dari seluruh hal yang saya pelajari, saya menilai bahwa kurikulum Medieninformatik di Jerman cukup menggali pemahaman dan aplikasi dari ilmu yang didapatkan melalui proyek yang diadakan selama masa studi.

3. Sebagai mahasiswa internasional, apakah Anda menghadapi kesulitan khusus dalam mengikuti perkuliahan?

Tentunya saya merasa kesulitan ketika pertama kali datang dan mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam bahasa Jerman dikarenakan belum terbiasa dengan tempo percakapan dan pelafalan yang jauh dari apa yang dipelajari ketika sekolah bahasa. Namun setelah beberapa bulan, saya merasa cukup percaya diri untuk menggunakan bahasa Jerman baik di kehidupan sehari-hari maupun di dalam kelas. 

4. Bisakah Anda jelaskan, bagaimana metode pengajaran di Jerman untuk jurusan ini?

Dikarenakan saya berkuliah di Fachhochschule, kebayakan dari mata kuliah saya mengharuskan adanya pengaplikasian praktis dari materi yang didapatkan. Ini bisa dalam bentuk latihan coding maupun proyek akhir semester. 

5. Dapatkah Anda berbagi pengalaman tentang projek-projek praktikum atau penelitian yang Anda kerjakan selama studi?

Dalam lingkup studi, saya bersyukur telah mendapatkan kesempatan untuk melakukan proyek dan magang selama satu tahun di salah satu platform e-commerce terbesar di Jerman dan Eropa, idealo internet GmbH. Disana saya mengerjakan 3 buah proyek dengan berbagai macam tantangan baru. Selain itu sayapun juga di gaji layaknya karyawan selama saya berada disana.

6. Bagaimana budaya akademik dan interaksi antar mahasiswa di kampus Anda?

Setiap angkatan di Fachhochschule umumnya hanya memiliki maksimal 40 mahasiswa/i per jurusan, sehingga kami semua dapat mengenal dengan baik satu sama lain. Kami juga sering masuk di kelas yang sama, sehingga sering belajar bersama. Menurut saya ini merupakan suatu nilai plus dimana saya sebagai mahasiswa internasional dapat membangun pertemanan lebih mudah. 

7. Adakah organisasi atau komunitas mahasiswa Indonesia di Jerman yang membantu Anda beradaptasi dan mengatasi tantangan selama studi? Jika iya, apa yang Anda dapatkan dari komunitas tersebut?

Ketika saya memulai studi, saya sangat dibantu oleh teman-teman dari PPI dan masjid Indonesia di kota saya. Setiap semester mereka mengadakan bimbingan untuk masuk ke Studienkolleg serta membuat try-out agar kami lebih siap dengan jenis pertanyaan yang akan dihadapi dalam ujian.

8. Bagaimana Anda menilai potensi lapangan kerja untuk lulusan Medieninformatik dari Jerman di Indonesia atau di pasar internasional?

Melihat kemajuan teknologi yang semakin cepat, lulusan Medieninformatik tidak akan kesulitan untuk mencari pekerjaan, baik itu di Jerman, Indonesia, maupun negara lainnya di dunia.

9. Apakah Anda memiliki rencana untuk bekerja di Jerman setelah lulus, atau kembali ke Indonesia? Mengapa?

Saya berencana untuk menetap bekerja di Jerman dikarenakan Jerman sedang kekurangan tenaga kerja dalam berbagai bidang, salah satunya IT. Maka dari itu saya melihat dengan kemampuan saya secara teknis dan juga komunikasi dalam bahasa Jerman, kesempatan bagi saya terbuka cukup lebar di Jerman.

10. Bagaimana pengalaman Anda dalam mengakses fasilitas penelitian atau teknologi terbaru selama belajar di Jerman?

Tentunya saya sangat bersyukur bisa mencoba berbagai sarana, dan prasarana belajar mengajar yang terbaru dan didukung oleh kurikulum yang bagus selama di Jerman. Tanpa basis kurikulum yang bagus tentunya segala fasilitas tersebut tidak dapat digunakan dengan maksimal.

11. Bagaimana pengaruh lingkungan budaya Jerman terhadap proses belajar Anda?

Saya melihat kebanyakan profesor di Jerman lebih mementingkan proses pembelajaran dibandingkan hasil ujian akhir. Ini direfleksikan dengan banyaknya mata kuliah yang memasukkan nilai pekerjaan rumah ke nilai ujian akhir, sehingga penilaian tidak hanya bergantung dari satu hal. Dengan adanya insentif ini, mahasiswa juga akan terdorong untuk mengerjakan PR dan belajar di luar jam kuliah.

12. Bagaimana Anda menjaga keseimbangan antara akademik, kehidupan sosial, dan waktu luang selama studi di Jerman?

Tentunya saya harus mengetahui batasan diri saya. Sebagai contoh saya harus bekerja untuk mencari uang, maka dari itu saya tidak bisa mengambil terlalu banyak mata kuliah dalam satu semester supaya ada waktu untuk belajar dan bekerja. Hal ini saya tidak dapatkan secara instan karena setiap orang memiliki batasannya masing-masing dan perlu waktu tidak sedikit untuk mengetahuinya. Selain itu, bergabung dengan organisasi di luar perkuliahan seperti PPI juga bisa membantu kalian untuk belajar mengatur waktu kalian. 

13. Adakah saran atau tips yang Anda ingin berikan kepada mahasiswa Indonesia lainnya yang berkeinginan untuk kuliah di Jerman, khususnya di jurusan Medieninformatik?

Jika kalian berkeinginan untuk kuliah di Jerman, kamian harus memperhatikan beberapa poin berikut: 

·       Pahami sistem perguruan tinggi di Jerman. Kalian akan dihadapkan dengan banyaknya universitas (Universität) serta universitas terapan (Hochschule). Keduanya memiliki poin plus dan minusnya masing-masing.

·       Persiapkan bahasa Jerman kalian sebaik mungkin karena ini akan digunakan setiap saat. Bisa dimulai dengan melihat video di Youtube atau mencari materi gratis di Internet. Jika kalian sudah serius, silahkan ikuti kursus bahasa Jerman di Goethe Institut atau lembaga kursus bahasa lainnya hingga bisa memenuhi syarat untuk berkuliah di Jerman.

·       Rencanakan juga biaya yang akan dikeluarkan. Banyak orang menganggap bahwa kuliah ke Jerman itu gratis. Hal itu tidak 100% benar. Kalian tetap harus membayar sekitar 200€ - 300€ per semester dan masih harus menanggung biaya kehidupan sehari-hari seperti rumah, asuransi, makan, dll. Ditambah juga dengan uang deposit sebagai syarat mutlak pembuatan visa studi. Jika kalian telah berhasil masuk ke Universotas di Jerman, maka kalian juga bisa mencari beasiswa untuk mengurangi beban finansial kedepannya.

·       Ketika kalian berkuliah di Jerman, kalian akan dihadapkan dengan berbagai macam orang dengan latar belakang yang berbagai macam pula. Maka sangat penting bagi kalian untuk berpikiran terbuka dan adaptif.

·       Ikutilah juga kegiatan di luar perkuliahan seperti klub olahraga, PPI, seminar di bidang profesional dan keilmuwan untuk mengembangkan wawasan dan jejaring kalian di Jerman.

 

Penulis: Rizky Pramadhan

 

 

Tags: -

0 Komentar :

Belum ada komentar.