Pendidikan

Cerita Lulusan S3 dari Technische Universität Berlin

Cerita Lulusan S3 dari  Technische Universität Berlin
Sumber Foto: Iwa Sobara/Privat

Aktif Muda dan Berprestasi 

Nama saya Iwa Sobara. Saya lahir dan besar di Bandung. Sejak tahun 2006 saya menjadi dosen di Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang. Sebagai dosen saya dituntut untuk melanjutkan ke jenjang S3 atas dasar keperluan karier akademik. Pada tahun 2017 saya memulai kuliah S3 di Technische Universität Berlin dengan skema beasiswa dari Islamic Development Bank (IsDB). Saya kuliah di jurusan Allgemeine Linguistik. Ketika awal tinggal di Berlin, saya menetap bersama keluarga Jerman selama 2,5 bulan di daerah Steglitz. Kemudian pada awal 2018 saya pindah ke hunian House of Nation yang terletak di daerah Wedding. 

Sebagai mahasiswa S3 tentunya saya sudah tidak wajib untuk mengikuti perkuliahan lagi di kampus. Namun, biasanya saya sit in untuk mengikuti beberapa matakuliah menarik dan yang saya perlukan untuk urusan riset. Selain rutinitas di kampus, saya juga membuka networking untuk bersosialisasi dengan warga Indonesia yang tinggal di Berlin dan juga orang-orang Jerman dalam berbagai aktivitas. Mulai tahun 2020 saya mengajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) di Rumah Budaya Indonesia (RBI). Di sana saya bertemu dengan banyak siswa dari berbagai negara yang cukup antusias untuk belajar bahasa dan budaya negara Indonesia. 

IMG-7878-min (1).JPG

Sumber Foto: Iwa Sobara/Privat

Suatu ketika saya juga pernah ditawari sebagai interpreter oleh Pemerintah Kota Berlin. Saat itu, kota Berlin merayakan Sister City dengan Tokyo, Beijing, dan Jakarta yang ke-25. Saya ditugasi untuk mendampingi tim kesebelasan U-15 dari DKI Jakarta selama mengikuti kompetisi persahabatan di Berlin. Acara dibuka oleh Walikota Berlin saat itu di Rotes Rathaus. Kemudian, semua tim diajak untuk berkeliling kota Berlin dengan menyusuri Sungai Spree serta dijamu makan malam di Reichstag. Kompetisi berjalan dengan sangat fair play. Di hari ketiga, semua peserta dan official diundang makan malam oleh Kedutaan Jepang. Pada hari terakhir, kami mengikuti penutupan acara di Wannsee. Tim sepakbola U-15 DKI Jakarta saat itu finish di posisi ketiga setelah Tokyo dan Berlin.

Pengalaman menarik lainnya selama saya di Berlin adalah saat menjadi penterjemah di ajang bergengsi Pestival Film Berlinale. Film berjudul „Sekala Niskala“ besutan Kamila Andini putri dari sineas terkenal Indonesia, Garin Nugroho, memenangkan Grand Prix untuk kategori film Generation Kplus. Pengalaman lain yang juga tidak kalah seru bagi saya adalah ketika diminta menjadi pengisi suara pada film The East untuk prime video di Amazon.

Selain itu, saya juga aktif mengikuti kegiatan olahraga bulutangkis bersama mahasiswa dan warga Indonesia setiap hari Minggu pagi dan aktivitas di Masjid Al Falah (IWKZ). Saya menghabiskan waktu selama studi di Berlin bersama dengan istri dan satu orang anak yang kala itu masih berusia tiga tahun. Di waktu senggang biasanya kami gunakan untuk explore Berlin, Jerman ataupun negara-negara tetangga. Di samping itu, kami juga senang bertemu dengan banyak orang. Kami biasanya mengundang mereka ke rumah untuk makan bersama. Sayangnya pandemi Covid-19 mulai awal 2020 hingga pertengahan 2021 di Jerman dan di seluruh dunia membatasi kami untuk bertemu dengan banyak orang dan melakukan perjalanan. Pada Juli 2021 saya melakukan ujian disertasi saya dan dinyatakan lulus serta berhak menyandang gelar Doktor. Saya sangat bersyukur bisa mendapat pengalaman berharga ini.

Pesan saya untuk anak anak muda Indonesia, terutama yang ingin melajutkan pendidikannya ke jenjang Universitas di Luar Negeri, baik S1, S2 bahkan S3, kejarlah cita cita dan harapan itu setinggi langit. Banyak kesempatan yang ada, tawaran beasiswa, kampus kampus impian, jaringan internasional, pastinya seribu keuntungan yang didapat jika kita melebarkan sayap menuntut ilmu di negeri orang. 

 

Penulis: Iwa Sobara

Editor: Imam Rahmansyah

 

Tags: -

0 Komentar :

Belum ada komentar.